![]() |
Kondisi Monumen Rawagede Sepi Pengunjung. Foto: Sri Susanti |
KARAWANG, Karawangchannel.com – Sejak adanya kebijakan pelarangan study tour bagi pelajar keluar daerah, Monumen Rawagede di Rawamerta Kabupaten Karawang mengalami penurunan drastis jumlah kunjungan.
Kini, monumen bersejarah yang biasanya ramai pengunjung lokal atau luar daerah setiap akhir pekan atau hari libur sekolah ini nampak sepi. Bahkan, terlihat hanya segelintir pengunjung yang datang.
kondisi ini Tidak hanya berdampak pada pengelola, para pelaku umkm di sekitar lokasi wisata sejarah tersebut mengalami dampak penurunan pendapatan secara drastis.
Ahmad Kholil, pengelola Monumen Rawagede, menyebutkan bahwa sebelum kebijakan pelarangan diberlakukan, tempat ini cukup ramai dikunjungi, terutama oleh rombongan sekolah dari Karawang maupun luar daerah.
Namun, setelah aturan larangan study tour diterapkan, jumlah pengunjung menurun drastis, terutama dari kalangan pelajar. Kondisi ini membuat suasana monumen menjadi sepi.
“Sepi dari pengunjung maupun masyarakat dan dari sekolah. Yang paling terasa itu penurunan dari sekolah luar Karawang,” ujarnya saat wawancara di monumen Rawagede, Sabtu (19/07/2025).
Hingga saat ini, Kata Kholil, belum ada strategi khusus dari pihak pengelola maupun pemerintah untuk menghidupkan kembali kunjungan ke monumen bersejarah ini.
“Sampai saat ini belum ada strategi apapun. Sekarang kita mengandalkan mereka yang mau berkunjung saja, itupun enggak banyak, hanya 10-20 orang,” katanya.
Sepinya pengunjung tidak hanya berdampak pada pengelola, tapi juga memukul penghasilan para pedagang kecil di sekitar lokasi.
Salah satunya Shanah, seorang pemilik warung kecil di area sekitar monumen, mengaku penghasilannya turun drastis monumen Rawagede sepi pengunjung.
“Kalau rame mah, mobil-mobil banyak yang berhenti, orang makan, jajan, beli minum juga. Supir-supir juga suka beli es, beli kopi. Jadi ada pemasukan,”ujarnya.
“Sekarang mah sepi. Penghasilannya cuma dari orang-orang sini aja. Kalau dulu kan dari mana-mana. Sekarang ya paling keluarga, itu juga paling empat atau lima orang aja,” imbuhnya.
Sebagai pedagang kecil, Shanah berharap Pemerintah Kabupaten Karawangsuasana bisa memberikan solusi agar tempat wisata bersejarah ini bisa kembali diminati pengunjung.
“ya semoga ada solusi dari Pemerintah. Karena kita, yang pedagang kecil ini juga bisa merasakan dampaknya jika kondisi kembali seperti dulu,” tutupnya. (Sri Susanti)