![]() |
Panen Raya Padi M70D di Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Foto: Gelar Maulana Media |
BEKASI, Karawangchannel.com – Inovasi varietas padi terus berkembang. Salah satunya padi Muldoko 70 Day (M70D) yang telah diuji coba sejak setahun terakhir di dua desa wilayah Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Di lahan seluas 7,5 hektare di Desa Sumberurip, varietas padi M70D ini menunjukkan performa menjanjikan. Dengan masa tanam hingga panen hanya 72 hari, hasil panennya mencapai 7 ton gabah per hektare.
Panen raya yang digelar belum lama ini dihadiri aparat pemerintah setempat dan puluhan petani yang ikut menyaksikan keunggulan varietas padi ini secara langsung.
Christina Tobing, Pemerhati Pertanian sekaligus Pengurus Ikatan Keluarga Alumni (IKAL) DKI Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, mengungkapkan keunggulan utama dari M70D terletak pada daya tahan dan efisiensi waktu tanam. Ia menilai, varietas ini cocok untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
“Lahannya sempat terendam banjir sebelumnya, tapi saat padi varietas lain roboh dan gagal, M70D justru tetap tegak dan menghasilkan gabah yang berkualitas. Ini jadi bukti bahwa varietas ini kuat dan menjanjikan," jelas Christina, Minggu (20/7/2025).
Ia juga menambahkan, dengan masa panen yang cepat, petani bisa menanam hingga tiga kali dalam setahun. Tak hanya itu, rasa berasnya pun dinilai enak dan tergolong dalam kategori premium.
Sardi, salah satu petani di Desa Sumberurip, mengaku sudah dua kali musim tanam menggunakan varietas M70D dan hasilnya memuaskan. Bahkan nilai jual gabahnya pun cukup tinggi.
“Sudah ada yang nawar Rp7.400 per kilogram. Perawatannya juga tidak ribet, seperti padi biasa, tapi keuntungannya lebih terasa,” ujarnya.
Sardi juga menyebutkan bahwa total uji coba di lahannya dilakukan di dua titik, dengan luasan mencapai 12,5 hektare. Biaya produksi pun menurutnya dapat ditekan hingga 10–15 persen lantaran tidak memerlukan banyak pupuk.
Dukungan terhadap padi M70D juga datang dari organisasi pertanian. Sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Bekasi, Yuli Purwiati, menyambut baik kehadiran varietas tersebut sebagai solusi baru bagi petani.
“Padi ini bisa jadi alternatif unggulan. Usia tanamnya pendek, nilai jualnya bagus, dan mudah dirawat. Kita akan coba dorong agar perluasan uji cobanya bisa dilakukan lebih luas di wilayah Bekasi,” pungkas Yuli. (Gelar)