![]() |
Pemerintah Kabupaten Karawang terus menggalakkan Program Kampung/Komunitas Iklim (Proklim) sebagai upaya nyata menghadapi perubahan iklim dan memperluas penghijauan. Foto: Silviana |
KARAWANG, Karawangchannel.com — Pemerintah Kabupaten Karawang terus menggalakkan Program Kampung/Komunitas Iklim (Proklim) sebagai upaya nyata menghadapi perubahan iklim dan memperluas penghijauan.
Ketua Tim Pengendalian Perubahan Iklim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karawang, Sri Mukti, menegaskan bahwa Proklim bukan program seremonial, melainkan gerakan lingkungan berbasis partisipasi masyarakat.
“Tanpa keterlibatan warga, Proklim tidak akan berdampak. Program ini harus dimulai dari pembentukan komunitas resmi minimal setingkat RW atau dusun, dan disahkan oleh desa atau kelurahan,” ungkapnya, Minggu (20/7/2025).
Ia menyebutkan, Proklim mencakup tiga aspek utama, Adaptasi, seperti pengelolaan air bersih dan limbah, perlindungan mata air, serta ketahanan pangan.
Kemudian, Mitigasi, berupa pengurangan emisi melalui pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau, dan pemanfaatan energi terbarukan seperti solar panel dan kincir air. Dan Kelembagaan, yakni legalitas komunitas melalui pengesahan desa, yayasan, atau akta notaris.
“Desa-desa harus mulai mengembangkan energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,” tambahnya.
Saat ini, ada 37 komunitas Proklim aktif di Karawang, enam di antaranya baru terbentuk tahun ini. Dari jumlah tersebut, 18 komunitas telah meraih penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan rincian, 8 komunitas Proklim Utama, 8 komunitas Proklim Madya dan 2 komunitas Proklim Pratama.
Ia juga menyebut ada beberapa komunitas Proklim Utama di antaranya berasal dari Desa Sukaluyu, Telukjambe Timur., Dusun Pasir Putih, Sukajaya, Cilamaya Kulon., Perum Citra Kebun Mas, Desa Bengle, Majalaya., Kelurahan Tanjungmekar, Karawang Barat., Desa Kutanegara dan Kutamekar, Ciampel.
"Yang terbaru, ada 2 komunitas yang berhasil mendapatkan penghargaan Proklim Utama di tahun 2023 yakni Perum Bintang Alam, Telukjambe Timur dan Dusun Krajan I, Desa Pasirtanjung, Lemahabang," ujarnya.
Dengan adanya Proklim ini Sri berharap, semakin banyak masyarakat tergugah untuk terlibat akan aksi peduli lingkungan ini.
“Proklim bukan sekadar menanam pohon. Ini gerakan kolektif untuk menjaga lingkungan secara berkelanjutan,” tukasnya. (Silviana)