KARAWANG, Karawangchannel – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang tengah menyiapkan kawasan Wana Wisata Puncak Sempur di Pegunungan Sanggabuana, Kecamatan Tegalwaru, Karawang sebagai destinasi wisata minat khusus. Kawasan ini menjadi jalur migrasi burung pemangsa (raptor) yang melintas setiap Oktober hingga November.
Kabid Destinasi Pariwisata Disparbud Karawang, Lusi Asela, mengatakan pihaknya telah melakukan persiapan sejak beberapa bulan lalu bersama Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) dan Perum Perhutani KPH Purwakarta untuk pelaksanaan Festival Raptor Migran 2025.
"Selain pengamatan burung, masyarakat sekitar dilatih menjadi pemandu wisata minat khusus, mulai dari pengamatan burung, primata, hingga karnivora besar seperti macan tutul jawa. Potensinya luar biasa dan ini bisa jadi kebanggaan Karawang,” ujar Lusi saat meninjau lokasi di Puncak Sempur, Selasa (7/10/2025).
Lusi mengaku terkesan dengan kekayaan hayati di kawasan Pegunungan Sanggabuana.
"Amazing, baru pertama kali melihat langsung. Ternyata Karawang punya potensi alam yang unik dan luar biasa. Ini bisa jadi brand wisata baru yang mampu mendongkrak perekonomian daerah,” katanya.
Sementara itu, anggota SCF Annisa Sutarno mengungkapkan bahwa kawasan Puncak Sempur sudah tiga tahun terakhir menjadi lokasi favorit pengamatan raptor migran selain Puncak Bogor.
“Yang menarik, pengamatan raptor bisa dilakukan dari berbagai titik, tidak harus mendaki ke Puncak Raptor. Wisatawan bisa menikmatinya sambil ngopi di kafe seperti Saung Koffie Hideung dan Cafe 99 Puncak Sempur. Waktu terbaiknya antara Oktober hingga November,” jelas Annisa yang juga satu-satunya anggota perempuan Sanggabuana Wildlife Ranger ini.
Ia menambahkan, selain tiga jenis raptor migran utama — Elang Alap China (Accipiter soloensis), Alap-Alap Nippon (Accipiter gularis), dan Sikep Madu Asia (Pernis ptilorhynchus) — kawasan tersebut juga menjadi lintasan berbagai jenis elang lokal seperti Elang Ular Bido, Elang Hitam, Elang Brontok, dan Elang Jawa yang sempat terekam bertengger di area Puncak Raptor.
"Bahkan kami menemukan Takur Tulung Tumpuk (Megalaima javensis) dan Burung Paruh Kodok (Batrachostomus javensis) yang sedang bersarang. Ini menunjukkan keanekaragaman hayati di Sanggabuana masih sangat terjaga,” katanya.
Tak hanya burung, Puncak Sempur juga menawarkan wisata minat khusus lain seperti pengamatan primata. Siti Balqis Kadijah, mahasiswi magang dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang bertugas melakukan monitoring primata, menjelaskan terdapat lima jenis primata di blok hutan Dindingari Puncak Sempur.
"Di sini ada dua primata endemik Jawa, yakni Owa Jawa (Hylobates moloch) dan Kukang Jawa (Nycticebus javanicus), serta dua primata endemik Jawa Barat, yaitu Lutung Sunda (Tracypithecus mauritius) dan Surili (Presbytis comata). Ditambah Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis),” jelasnya.
Untuk wisata minat khusus lain, seperti pengamatan karnivora besar, Siti menyebut aktivitas ini bersifat terbatas.
"Sudah ada tamu dari New Zealand yang datang dan akan kembali lagi November ini. Juga beberapa peneliti, public figure, dan influencer. Ini jadi wisata minat khusus pengamatan karnivora besar pertama di Indonesia,” pungkasnya.
Festival Raptor Migran sendiri menjadi agenda tahunan SCF dan Perhutani untuk mempromosikan konservasi satwa sekaligus memperkenalkan potensi wisata alam Pegunungan Sanggabuana kepada wisatawan dalam dan luar negeri. (Red)