 |
| Sore itu, angin bertiup lembut menyisir permukaan air danau yang tenang. Salsabila (20), mahasiswi semester empat, duduk santai di tepi danau sambil menikmati semilir angin bersama teman-temannya. Foto: Silviana |
KARAWANG, Karawangchannel.com – Di antara deretan pabrik dan lalu lintas kendaraan berat kawasan industri Karawang, terselip sebuah tempat tenang yang belakangan jadi pelarian favorit mahasiswa yakni Telaga Desa atau yang kerap dikenal dengan nama Danau KIIC.
Sore itu, angin bertiup lembut menyisir permukaan air danau yang tenang. Salsabila (20), mahasiswi semester empat, duduk santai di tepi danau sambil menikmati semilir angin bersama teman-temannya. Di tangannya, segelas minuman dingin yang dibeli dari pedagang kaki lima setempat menambah suasana makin santai.
“Awalnya saya nggak tahu ada danau seperti ini di tengah kawasan industri. Diajak teman ke sini, eh ternyata adem banget, cocok buat ngobrol atau sekadar melepas penat,” ujarnya sambil tersenyum, Rabu (9/7/2025).
Bukan hanya Salsabila, banyak mahasiswa dari kampus sekitar Karawang yang kini mulai menjadikan Danau KIIC sebagai tempat nongkrong alternatif.
Lokasinya yang cukup strategis dan mudah diakses menjadikannya pilihan praktis untuk sekadar rehat dari rutinitas akademik yang padat.
Namun, di balik keindahan danau, Salsabila menyimpan kekhawatiran. Kebersihan area danau yang belum sepenuhnya terjaga dikhawatirkan bisa mengurangi kenyamanan pengunjung.
“Kalau bisa, semua yang datang ke sini ikut jaga kebersihan. Sayang banget kalau tempat sebagus ini jadi kotor karena sampah,” katanya.
Meski belum dikelola secara resmi sebagai tempat wisata, Danau KIIC punya potensi besar menjadi ruang terbuka hijau di tengah padatnya pembangunan. Udara segar, suasana damai, dan pemandangan alam yang masih asri jadi nilai lebih yang sulit ditemukan di tengah kawasan industri.
“Tempat ini semacam hidden gem. Harus dijaga bareng-bareng supaya tetap bisa dinikmati banyak orang,” ujar Salsabila.
Kini, Danau KIIC tak hanya menjadi tempat singgah mahasiswa. Ia telah berubah menjadi ruang pertemuan lintas komunitas, tempat melepas penat, berdiskusi, tertawa, dan kembali menemukan tenang di tengah kota yang terus bergerak cepat. (Silviana)
