KARAWANGCHANNEL.COM - Era digital telah membawa perubahan besar dalam sistem transaksi jual-beli masyarakat. Di era ini sistem pembayaran mulai beralih dari sistem tunai ke sistem non-tunai (cashless society).
Di Indonesia, penggunaan pembayaran non tunai tengah gencar diterapkan. Untuk itu e-money dan dompet digital terus bertumbuh ditengah masyarakat yang mulai melek digitalisasi. Pembayaran non tunai memberikan dampak positif bagi masyarakat karena dinilai memberikan kemudahan, keamanan, dan efisiensi.
Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi e-money pada tahun 2023 mencapai Rp320 triliun, meningkat 30% dibandingkan tahun 2022. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin terbiasa dengan transaksi non-tunai.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa hingga November 2023, terdapat 170 juta pengguna aktif dompet digital di Indonesia.
Angka ini terus meningkat setiap tahunnya sehingga Pemerintah Indonesia menargetkan untuk mencapai 30% inklusi keuangan digital pada tahun 2024.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah terus mendorong pengembangan infrastruktur dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Saptaji yang merupakan mahasiswa Magister Pengembangan IKM IPB angkat bicara mengenai fenomena cashless society ini.
Menurutnya, fenomena cashless society merupakan hal yang harus diterima masyarakat di era modern ini.
"Dengan munculnya fenomena cashless society mau tidak mau harus dihadapi dan tidak bisa dihindari. Masyarakat harus membiasakan diri dengan sistem non tunai ini," kata Saptaji kepada awak media, Minggu, 2 Juni 2024.
Dia menambahkan bahwa perkembangan teknologi yang pesat dan pandemi COVID-19 telah menjadikan transaksi cashless (non-tunai) sebagai bagian dari kebutuhan sehari-hari.
"Selama pandemi COVID-19 hingga menuju era new normal, Pemerintah juga mendorong transaksi jual-beli di pasar rakyat dilakukan secara cashless, hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi penyebaran virus COVID-19 dan meminimalisir peredaran uang palsu." ujar Saptaji.
Meskipun terdapat berbagai tantangan, potensi berkembangnya cashless society di Indonesia sangatlah besar. Dengan populasi manusia yang banyak dan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara cashless society dalam waktu dekat.
Namun, kata Saptaji melanjutkan, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Salah satunya peran pemerintah yang dinilainya perlu terus mendorong pengembangan infrastruktur dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Disisi lain pelaku usaha UMKM juga perlu beradaptasi dengan menyediakan layanan non-tunai dan edukasi bagi karyawannya, ditambah lagi masyarakat perlu terbuka terhadap perubahan dan bersedia untuk belajar menggunakan teknologi baru.
"Cashless society bukan hanya tentang mengganti uang tunai dengan uang elektronik. Ini adalah tentang mengubah cara pandang dan kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi. Dengan terwujudnya cashless society, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi ekonomi, memperluas inklusi keuangan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia,"paparnya.